Dikutip dari gopublik.id, Sejauh ini telah ada beberapa nama yang muncul untuk ikut meramaikan kontestasi Pilkades di Cijengkol mendatang.
Ferry Sanjaya yang merupakan pemuda pelopor Jawa Barat juga pengamat desa di Asosiasi Desa Membangun Indonesia (ADMI) memberikan beberapa pandangannya terhadap Pilkades Cijengkol mendatang. Minggu, (09/07/2023).
“Tentunya semua yang telah mendaftar kemaren itu merupakan putra-putra terbaik Cijengkol, namun dalam menentukan pilihan politik pasti ada perbedaan, Karena ini merupakan pesta demokrasi dimana kita di pandang rata namun memiliki hak berbeda.” Ungkap Ferry Sanjaya.
Ferry menyebut figur yang tepat untuk mengabdi di desa adalah pemuda, Karna menurutnya pemuda memiliki daya juang yang seimbang, pemuda juga lebih berfikir progresif dan humble.
Ferry melihat sosok figur tersebut ada pada Dian Nudin, ia adalah pemuda yang cukup memiliki pengalaman di pemerintahan desa, Dian juga memiliki sipat humble dan cenderung mau mendengarkan masukan-masukan dari masyarakat.
“Kades itu jabatan politik yang langsung di pilih masyarakat, sosok yang bekerja hampir 24 jam diwakafkan untuk mengabdi di desa, Karna hampir tidak ada jarak dengan masyarakat itulah kepala desa.” Jelasnya.
“Sejauh ini saya kira Kang Dian adalah sosok yang kuat apabila kang Dian ikut meramaikan kontestasi Pilkades Cijengkol, saya lihat Kang Dian orangnya cukup humanis dan cenderung banyak mendengar dari pada banyak bicara, hal tersebut merupakan modal untuk dijual kepada masyarakat Desa Cijengkol.” Sambung Ferry Sanjaya.
Lanjut Ferry bahwa Dian Nudin kini telah menuai banyak dukungan untuk maju sebagai calon kepala desa Cijengkol dari berbagai kalangan masyarakat di Desanya itu.
“Kita juga tidak bisa menampiknya bahwa hari demi hari dukungan Kades kang Dian justru banyak ditujukan kepada kang Dian Nudin dari berbagai kalangan masyarakat, terutama dari pemuda, termasuk saya pribadi.” Lanjut Ferry.
Ferry pun menjelaskan alasan kenapa dirinya mendukung Dian untuk maju pada Pilkades Cijengkol periode 2023-2029.
“Kepala Desa itu adalah ujung tombak kepala pemerintah yang ada di Indonesia, desa juga memiliki azaz rekognisi yang juga memiliki hak diskresi dimana desa dapat mengatur rumah tangganya sendiri, sehingga dibutuhkan sosok kades yang progresif juga mampu memposisikan dirinya sebagai pendengar, karena kebijakan yang di ambil kades harus merupakan kebijakan bersama dengan masyarakat desa itu sendiri, dan itu terlihat ada pada sosok kang dian.” pungkas Ferry.